Beranda | Artikel
Talbis Iblis atas Kaum Sufi ketika Datang dari Perjalanan
Selasa, 24 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis atas Kaum Sufi ketika Datang dari Perjalanan ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 8 Rabi’ul Akhir 1445 H / 23 Oktober 2023 M.

Kajian Tentang Talbis Iblis atas Kaum Sufi ketika Datang dari Perjalanan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا…

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 3)

Seiring dengan turunnya ayat tersebut, maka Allah telah mengabarkan kepada manusia bahwa agama ini sudah sempurna. Maka Allah pun menyuruh kita untuk masuk ke dalam agama ini secara sempurna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً…

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam agama ini secara sempurna (menyeluruh).” (QS. Al-Baqarah[2]: 208)

Allah telah menjelaskan segala sesuatu di dalam kitabNya dan melalui sunnah nabiNya, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka salah satu pokok-pokok kaidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah ittiba’ kepada sunnah nabi dan menjauhi segala perkara-perkara yang diada-adakan (perkara-perkara bid’ah).

Salah satu talbis iblis kepada manusia adalah menggambarkan seolah-olah perkara bid’ah ini adalah baik, berupa ketaatan. Karena sebagaimana definisi bid’ah, yaitu menyerupai syariat; serupa tapi tidak sama, mirip tapi bukan dia, seperti itulah bid’ah. Sehingga dengan mudah iblis bisa menyeret manusia kepada bid’ah. Tidak pandang bulu, orang yang tidak punya semangat agama sampai orang yang punya semangat agama, iblis menyeret mereka kepada perkara-perkara bid’ah.

Bid’ah kaum sufi ketika safar

Di sini masih berkaitan dengan pembicaraan tentang kaum Sufi, berkaitan dengan beberapa ajaran mereka di dalam safar. Ibnul Jauzi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan bahwa di antara paham yang dianut oleh kaum Sufi adalah ketika musafir datang dari satu tempat, dan dia masuk ke dalam ribat (tempat berkumpul yang di sana terdapat sejumlah jemaah), maka dia tidak boleh mengucapkan salam kepada mereka sebelum masuk ke tempat wudhu dan berwudu. Setelah berwudu, dia masuk, lalu melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah itu, barulah dia boleh mengucapkan salam kepada Syaikh atau kepada para jemaah.

Tentunya, adab yang diajarkan nabi adalah ketika masuk ke sebuah majelis, kita mengucapkan salam kepada mereka. Ibnul Jauzi mengatakan bahwa ini hal yang dibuat-buat oleh kaum Sufi yang datang belakangan, dan tentu saja menyalahi syariat Allah. Sebab, ahli fikih sepakat bahwa siapa saja yang menemui satu kaum, maka dia dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada mereka, baik dalam keadaan suci maupun tidak suci. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

السَّلَامُ قَبْلَ الكَلَامِ ، فمَنْ بدأكُمْ بالسُّؤالِ قبلَ السلامِ فلا تُجِيبُوهُ

“Dahulukanlah salam sebelum berbicara, maka dari itu siapa saja yang memulai melontarkan perkataan sebelum salam, maka jangan dijawab pertanyaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah adab yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan ini adalah adab yang mungkin semua orang sudah tahu, dan sudah menjadi kebiasaan kaum Muslimin, ketika bertemu atau memulai suatu percakapan mereka mengucapkan salam. Bahkan orang-orang di luar Islam pun tahu dan mengerti. Hal ini merupakan sesuatu yang diketahui secara luas oleh manusia, apalagi seorang Muslim.

Itulah yang kita lihat dalam kehidupan kaum Muslimin. Ketika datang ke majelis, kita mengucapkan salam. Ketika hendak memulai berbicara, kita mendahulukan dengan salam.

Ibnul Jauzi Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa kecuali jika mereka mengambil ajarannya dari kebiasaan anak-anak kecil. Karena manakala ada anak kecil ditanya, “Mengapa kamu tidak mengucapkan salam kepada kami?” Dia menjawab, “Aku belum membasuh muka (berwudhu).” Artinya hal ini bagi orang yang dewasa, tentunya mereka sudah mengerti adab ini, kecuali anak kecil yang belum diajarkan adab.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan adab kepada umatnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

لِيُسَلِّمِ الصغيرُ على الكبيرِ، والمارُّ على القاعدِ، والقليلُ على الكثيرِ

“Hendaklah yang kecil mengucapkan salam kepada yang besar, yang melintas mengucapkan salam kepada yang duduk, dan rombongan yang sedikit mengucapkan salam kepada rombongan yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah adab yang sangat dasar dimana hampir semua Muslim tahu, sebagaimana mereka tahu surah Al-Fatihah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53497-talbis-iblis-atas-kaum-sufi-ketika-datang-dari-perjalanan/